Babi, kenapa diharamkan?


Dalam dunia kesehatan,  tentu kita semua setuju bahwa tidak semua makanan ataupun minuman baik untuk kesehatan tubuh kita, bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia kesehatan pasti memahami betul akan hal ini.

Hal yang sama berlaku juga dalam dunia ruhani, alasan diharamkanNya bagi kita beberapa makanan dan minuman, menurut saya, adalah karena makanan dan minuman itu tidak baik untuk ruhani kita.

Bedanya, kalau dalam dunia kesehatan, kita bisa meminta penjelasan kepada yang mengerti , dokter misalnya, akan alasan-alasan logis kenapa beberapa makanan/minuman tidak baik untuk kesehatan kita, karena masih dalam ranah JASMANI. Sedangkan dalam dunia ruhani, alasan-alasan logis, seperti apa dan sejauh mana pengaruh tidak baiknya makanan/minuman tertentu bagi ruhani kita, tentu akan sulit atau bahkan tidak mungkin bisa kita mengerti, karena sudah menyangkut ranah ruhaniah.

Mari kita renungkan, sapi yang halal bisa menjadi haram apabila disembelih tidak dengan nama Allah SWT, yang terjadi adalah daging sapinya baik untuk tubuh tetapi menjadi tidak baik untuk ruhani kita karena tiadanya disebutkan nama Allah SWT pada saat penyembelihannya.

Penemuan-penemuan fakta ilmiah dibalik pengharaman suatu makanan/minuman seiring perkembangan ilmu pengetahuan tidak menjadikan makanan/minuman itu menjadi halal.

Kita ambil contoh daging babi, misalnya ternyata ditemukan fakta bahwa daging babi mengandung cacing-cacing atau virus-virus tertentu yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, maka proses pentiadaan cacing-cacing ataupun virus-virus tersebut dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi , tidak merubahnya dari haram menjadi halal untuk dikonsumsi.

Lantas kalau haram kenapa diciptakanNya? 
Jawabannya sama seperti kenapa diciptakan setan kalau hanya menggoda manusia berbuat dosa kepadaNya? Atau kenapa diciptakan virus/bakteri berbahaya yang hanya membawa penyakit bagi manusia ? Semuanya akan terjawab apabila kita memandangnya sebagai UJIAN

Wallahualam bissowab