Ibnu Atthaillah seorang Sufi dan Ulama Besar pada memberi nasihat bijak :
“Jika usiamu telah menginjak 40 tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal saleh siang dan malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah semakin dekat. Ibadah yg kamu kerjakan saat ini tidak akan mampu menyamai ibadah seorang pemuda yg tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Andai saat ini kamu ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi. Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu . Perbaikilah masa lalumu dgn banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yg lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yg paling mudah. Bukankah Rasulullah saw bersabda : “Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.”
“Bacalah secara berkesinambungan doa’ dan dzikir apapa pun yang mudah bagimu.. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya.
“Bacalah secara berkesinambungan doa’ dan dzikir apapa pun yang mudah bagimu.. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya.
Sedangkan menurut Imam Al- Ghazali:
“..usia 40 tahun adalah sebuah pertanda, sebuah isyarat. Seperti sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik untuk kehidupannya nanti..”
Tentang tafsiran dari perkataan Imam Ghazali ini, dimaknai, bahwa apa yang sudah menjadi kebiasaan pada usia 40 ini, akan sulit dirubah pada usia-usia sesudahnya. Misalnya, kebiasaan sholat lima waktu. Jika sampai usai 40 tahun untuk sholat wajib saja masih bolong-bolong atau bahkan tidak pernah, sangat besar hal itu akan menjadi kebiasan yang menetap hingga akhir hayatnya. Atau sebaliknya. Jika pada usia 40 tahun masih gemar melakukan kemaksiatan, mungkin berjudi, mencuri, berzina, maka akan sulit baginya untuk berhenti dari kebiasaan tersebut. Na’udzbillah