Suatu hari di surga..

Seorang bayi sedang bermain dengan para malaikat dan bidadari..

Dan kemudian Tuhan memanggilnya, Wahai bayi kecil kemarilah Aku ingin bicara dengan mu..

Lalu Tuhan memberitau kepada bayi itu bahwa dia akan di lahirkan ke dunia, Tapi bayi itu brtanya..

"Tuhan aku takut di dunia kesepian, Aku tak punya teman, Siapa yg menemaniku disana"
Tuhan menjawab "di bumi ada malaikat yg akan menemanimu"
"Jika aku ingin mendengar nyanyian merdu dr bidadari bagaimana Tuhan?"
"Di bumi juga ada bidadari yang akan merangkul dan menyanyikanmu, suaranya lebih merdu di banding
bidadari di surga"

"tapi di dunia ada org jahat siapa yg melindungiku?"
"malaikatmu akan melindungi walaupun harus mengorbankan jiwanya"

"lantas jika aku rindu dengan mu bagaimana?"
"malaikatmu akan mengajarkanmu cara berdoa dan berbicara padaku"

"tapi Tuhan jika aku memang harus turun ke bumi, Siapa nama malaikat itu?"
"dia adalah malaikat paling tinggi derajatnya di antara malaikat lainya, dan kamu bisa memanggilnya IBU.."

"Ingat kah kamu, saat kamu sakit, Ibumu rela begadang agar kau tetap terlelap tidur?

Ingat kah kamu? Saat kamu kedinginan dia memberikan selimutnya untukmu dan membiarkan badanya
menggigil agar kamu tidak menangis,dan tau kah kamu.. Di balik kemarahanya padamu, Tertoreh ratusan
luka yg menyayat hatinya, membuat dia sedih, karena harus memarahimu"

Tapi ketika kita remaja..
Kamu lebih memilih temanmu dari pada ibumu..
Ketika ibumu sakit kamu hanya tidur pulas dikamar..

Ketika dia sedang menangis kamu pergi darinya..
Ketika dia menasihatimu.. Kamu membalasnya dengan cacimaki..

Tapi,
Saat dia tiada, Kamu akan menyadari, Betapa cintanya padamu melebihi kecintaan dia pada siapapun..
Sayangi lah ibumu.. Sebelum dia tiada..

Karena jika dia tiada, Kau hanya bisa melihat kamar kosong dan baju nya yg tersimpan rapi di lemari..
Hanya potret dan kenangan lah yang ada, Tak ada lagi pelukan hangat, Tak ada lagi teguran,Yang ada hanya
penyesalan..

Kisah Wafatnya AlQomah r.a. ~ Ridho Seorang Ibu

Dikisahkan, pd zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ada seorang 
pemuda bernama ‘Alqamah. Ia seorang yg hampir menghabiskan waktunya ntk beribadah kpd Allah Ta’ala, mengerjakan sholat, shiam, & bersedekah. Suatu hari ia sakit & semakin hari semakin parah.

Istrinya pun menyuruh seseorang menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ntk menyampaikan ;

“Suamiku, Alqamah sdg sekarat. Dgn ini aku bermaksud mengabarkan keadaannya kepadamu, wahai Rasulallah.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu mengutus ‘Ammar, Shuhaib & Bilal. Beliau bersabda ;

”Berangkatlah kalian, & talqinkanlah ia dgn kalimat syahadat.”

Mereka bertiga pun berangkat & lgsg memasuki rumahnya. Mereka mendapati ‘Alqamah sdg sekarat sehingga dgn segera mereka mentalqinnya dgn ucapan ;

‘Laa ilaaha illalLah’

Namun lidah ‘Alqamah kelu, tak mampu mengucapkan kalimat syahadat.

Ketiga lalu menyuruh seseorang menemui Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa ‘Alqamah tdk mampu mengucapkan kalimat syahadat.

Nabi bertanya ;

“Adakah salah seorang ibu-bapaknya yg masih hidup?”

seseorang menjawab ;

“Wahai Rasulullah seseorang ibu yg sudah sangat renta.”

Mk beliaupun mengutus seseorang & berpesan ;

“Katakan kepadanya jk ia kuat berjalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memanggilnya. Namun jk tdk hendaknya ia tetap tinggal dirumah, Rasulullah akan menemuinya.”

Utusan itu smp kepadanya & menyampaikan pesan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu Wanita itu berucap ;

“Jiwaku siap menjadi tebusan jiwanya. Aku lebih pantas mendatangi beliau.”

Mk wanita itupun berdiri dgn bertelekan tongkat & berjalan menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia berucap salam & Rasul pun menjawabnya. Lalu Rasulullah Shalallahu ’Alaihi wa Sallam bertanya ;

“Wahai Ummu ‘Alqamah, jujurlah kepadaku. Kalaupun kamu berdusta akan turun wahyu dari Allah Ta’ala. Bagaimana keadaan anakmu ‘Alqamah..?”

Ia menjawab ;

“Wahai Rasulullah, ia rajin menunaikan shalat, shiyam & banyak bersedekah.”

Rasulullah bertanya lagi ;

”Lalu bagaimana dgn dirimu..?”.

Wanita itu menjawab ;

”Wahai Rasulullah aku murka dengannya.”

“Mengapa..?” tanya beliau.

“Krn ia lebih mengutamakan istrinya dari pada diriku & ia tdk mau taat kepadaku.” jwb Ummu ‘Alqamah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda ;

“Sesungguhnya murka Ummu ‘Alqamah menghalangi lisannya ntk mengucapkan syahadat.”

Beliau pun menyuruh Bilal yg saat itu jg ikut dgn ummu alqamah menghadap Rasul ;

“Bilal, pergi & bawakan untukku kayu bakar yg banyak..”

Wanita itu bertanya ;

“Apa yg akan Anda lakukan, Wahai Rasulullah..?”

Beliau menjawab ;

“Aku hendak membakarnya dihadapanmu..”

Wanita itu menimpali ;

“Wahai Rasulullah, ia adalah anaku. Hatiku tdk akan kuat menyaksikannya dibakar dihadapanku...”

“Wahai Ummu ‘Alqamah, adzab Allah lebih dahsyat lagi kekal. Jk kamu senang terhadap ampunan Allah baginya, ridhailah dia. Demi yg jiwaku ada di tangan-Nya, shalat, shiyam, & sedekahnya tdk mendatangkan manfaat baginya selama kamu murka.”, sabda nabi.

Wanita itu terdiam., lalu berkata ;

“Wahai Rasulullah, aku bersaksi di hadapan Allah, para malaikat, & siapa saja yg hadir disini dari kaum muslimin bahwa aku telah ridha kpd anakku, ’Alqamah...”

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda ;

“Bilal, berangkat & lihatlah apakah ‘Alqamah sudah dapat mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ atau belum. Bisa saja Ummu ‘Alqamah tadi mengatakan yg bukan dari lubuk hatinya karena malu kepadaku.”

Bilal pun berangkat & melihat kondisi ‘Alqamah. Ia lalu berkata ;

”Wahai sekalian orang, Sungguh murka Ummu ‘Alqamah menghalangi lidahnya dari syahadat, & #Ridhanya telah melepaskan kekeluan lidahnya.”

Pd hari itu jg ‘Alqamah meninggal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam hadir, lalu memerintahkan ntk memandikan & mengkafaninya. & beliau menshalatkan & menghadiri prosesi penguburannya. Beliau berdiri di ujung kuburnya bersabda ;

“Wahai sekalian Muhajirin & Anshar, barangsiapa mengedepankan istrinya dari pada ibunya niscaya akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat, & manusia semuanya. Allah tdk akan menerima infaqnya jg sikap adilnya sehingga ia bertaubat kpd Allah Subhanahu wa Ta’ala & berbuat baik kepada-Nya serta memohonkan keridoan-Nya. Keridloan Allah terletak pada keridhoannya, kemurkaan Allah terletak pd kemurkaannya.”

**

Semoga Allah membimbing kita untuk menggapai #keridhaan-Nya & menjauhkan kita dari sikap #Durhaka kpd orang tua.. Aamiin..

Sesungguhnya Dia Maha Pemurah, Maha Mulia, Maha Penyayang, lagi Maha Pengasih..

Berapa lama kita di alam kubur ?



Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. 

Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya. 

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915 : 20- 01-1965 " 

"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya... 

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya. 

"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ... " 

Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana . Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910" 

"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?" 

Ayahnya tersenyum, "Lalu?" 
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya. 

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ..... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek. 

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata... 

Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun? 
Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi? 
Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan? 

Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri jenggotnya 

Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani. 

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya... 

"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."

Cara membuang ilmu dan khodam

Assalamu’alaikum.wr.wb. 
Pada saat remaja saya saya tinggal di kota terbesar di salah satu ibu kota propinsi di Indonesia, untuk eksis di kota itu, saya berpendapat orang hanya bisa sukses dengan 2 cara saja , yaitu memiliki otak atau otot (saya memilih keduanya). Untuk otak, saya telah memperoleh gelar kesarjanaan S1 di salah satu universitas bergengsi di kota tersebut.
Sedangkan untuk ototnya saya gemar sekali berguru ilmu-ilmu kesaktian. Sudah banyak pimpinan pesantren, pendekar atau para normal yang saya datangi. Tidak tanggung-tanggung saya belajar kepada mereka sampai dengan tuntas pada tataran ilmu-ilmu tingkat tinggi dan langka. 
Prinsip saya pada saat itu adalah,”belajar ilmu itu harus nyata/wujud, misalnya saya kebal ketika dibacok orang (saya menguasai ilmu aji pancasona, rawa rontek, bata karang dan berbagai versi dengan bacaan/wiridan Islam lainnya). Pada saat dikejar massa, saya tidak terlihat oleh lawan (halimunan), menghadapi lawan yang jumlah puluhan orang cukup dengan sendiri saja (tenaga dalam hasil olahan wiridan atau nafas/bio energi saya sudah mencapai tingkat paling tinggi).
Bahkan ketika ayah saya meninggal dunia karena disantet orang, saya mempelajari fenomena itu. Untuk perbandingan, saya sampai belajar ke dukun-dukun ilmu hitam. Untuk mencapai kesempurnaan ilmu-ilmu itu seringkali saya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aqidah Islam seperti meminum darah binatang, memasang susuk, belum lagi berpuasa dengan macam-macam model dan variasinya.
Selama perjalanan tersebut, hati saya tidak pernah tenang dan tentram, saya telah dikuasai nafsu dan khodam ilmu-ilmu itu. Alhamdulilah, Allah SWT memberi petunjuk kepada saya, melalui jalan tasawuf dengan seorang mursyid. Saya bertobat dan menyesali perjalanan hidup saya dahulu. Namun seringkali ada pertanyaan yang muncul dan mengganjal dalam batin saya, apakah khadam dari ilmu-ilmu tersebut sudah punah/hilang dalam diri saya?
Barangkali pak ustadz dapat membantu memberikan jawabannya? terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Jawab
Khadam itu belum hilang, dan sebagian masih ikut anda. Khususnya ketika anda dalam kondisi stress dan kepepet. Selain tataran tasawuf dan adabnya yang harus anda lakoni, anda usahakan secara khusus membuang jauh-jauh. Coba, anda kembalikan khadam itu ke habitatnya, yaitu di laut agar tidak kembali lagi.
Tata caranya: Anda membaca surat Al-Fatihah Lillahi Ta’ala 41 x, lalu menyelam sekujur tubuh di pantai (tahan nafas) sambil membaca istighfar sekuat-kuatnya dan sebanyak-banyaknya. Jika nafas habis, ambil nafas dan menyelam untuk kedua kali, seperti semua, namun membaca Ya Hayyu Yaa Qoyyum, sebanyak-banyaknya dalam air laut. Jika nafas habis, ambil nafas kembali, menyelam ketiga kali, yang dibaca Astaghfirullahal ‘adzim, seperti yang pertama. Nanti menyelam keempat ganti Yaa Hayyu Yaa Qoyyum. Lakukan berulang kali, sampai bosan. Coba tata cara ini anda lakukan setiap seminggu sekali selama 7 kali. Tinggalkan semua ilmu hikmah anda!
sufinews

---------

kalau bisa dibarengi dengan mengamalkan ini dengan niatan untuk membersihkan diri lahir maupun batin,
- diawali membaca fatihah 3/7 kali untuk Rasulullah SAW
- dibaca pelan-pelan dengan diiringi rasa cinta dan hormat kepada Rasulullah SAW, tanpa hitungan selama 30 menit sekali duduk kemudian diakhir dengan membaca fatihah 1x
- diamalkan setiap hari

.....

“Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang

Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, “Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain.”
Sang sufi hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, “Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?”
Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, “Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.”
“Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil.”
Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, “Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak.”
Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, “Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian.”
Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas.
Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar.”
Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya “para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar” yang menilai demikian. Namun tidak bagi “pedagang emas”.
“Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas.”

sumber:

Beda (contoh) dari orang tua, beda (hasil) pada anak


Seorang anak yang melihat ayahnya selalu berdzikir, mengucapkan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir niscaya akan menirunya mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, akan berbeda dengan seorang anak yang melihat kebiasaan orangtuanya berkata-kata kasar dan kotor.


Seorang anak yang diutus orangtuanya untuk memberi sedekah kepada orang-orang miskin dirumah-rumah berbeda dengan seorang anak yang disuruh orangtuanya membeli rokok dan barang-barang memabukkan. 

Seorang anak melihat ayahnya berpuasa senin kamis dan melaksanakan shalat jumat dan jama’ah tidak sama dengan anak yang melihat kebiasaan ayahnya nongkrong di kafe, diskotik, dan bioskop.

Kita bisa membedakan antara seorang anak yang sering mendengar adzan dengan seorang anak yang sering mendengar ayahnya bernyanyi. Anak-anak itu pasti akan meniru apa yang sering mereka dengar.

Bila seorang ayah selalu berbuat baik kepada orangtuanya, mendoakan dan memohonkan ampunan untuk mereka, selalu berusaha tahu kabar mereka, menenangkan mereka, memenuhi kebutuhan mereka, memperbanyak berdoa, “rabbighfirli wa li wali dayya..”, berziarah ke kuburan mereka bila telah meninggal, dan bersedekah untuk mereka, serta tetap menyambung hubungan dengan teman-teman mereka dan member hadiah dengan orang-orang yang biasa diberi hadiah oleh mereka dahulu. Maka anak yang melihat akhlak ayahnya seperti ini dengan seizin Allah Subhanahu Wata’ala akan menontohnya dan juga akan memohonkan ampunan untuk orangtuanya.

Seorang anak yang diajari shalat dan agama, tidak sama dengan anak yang dibiasakan nonton film, musik, sepak bola atau gemerlapnya dunia.

Seorang anak yang melihat ayahnya shalat di malam hari, menangis karena takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala, membaca al-Qur’an, pasti akan berfikir, “Mengapa ayah menangis, mengapa ayah shalat, untuk apa ayah tidur meninggalkan ranjangnya yang enak lalu berwudhu dengan air dingin di tengah malam seperti ini? Untuk apakah ayah sedikit tidur dan berdoa dengan penuh pengharapan dan diliputi kecemasan?”
Semua pertanyaan ini akan berputar dibenaknya dan akan selalu hadir dalam pikirannya. Selanjutnya dia akan mencontoh apa yang dilakukan ayahnya.

Demikian juga dengan seorang anak perempuan yang melihat ibunya berhijab dari laki-laki yang bukan mahramnya, menutup aurat di hadapan mereka, berhias dengan akhlak malu, ketenangan, dan menjaga kesucian diri. Dia akan mempelajari dari ibunya akhlak tersebut.

Beda dengan seorang anak perempuan yang selalu melihat ibunya bersolek di depan para lelaki bukan mahram, bersalaman, berikhtilat, duduk bersama mereka, tertawa, tersenyum, bahkan berdansa dengan lelaki bukan mahram. Dia akan mempelajari semua itu dari ibunya.

Sehingga dari itu semua, cara yang paling tepat untuk meluruskan anak-anak harus dimulai dengan melakukan perubahan sikap dan perilaku dari kedua orangtua. Kita harus menanamkan komitmen dan berpegang teguh terhadap syariat Allah Subhanahu Wata’ala pada diri kita dan anak-anak. Serta kita harus senantiasa berbuat baik kepada orangtua kita serta menjauhi sikap durhaka kepadanya, agar anak-anak kita nantinya menjadi anak yang berbakti, selamat dari dosa durhaka kepada kedua orangtua dan murka Allah Subhanahu Wata’ala. Karena anak-anak saat ini adalah orangtua di mana yang akan datang dan suatu ketika ia akan merasakan hal yang sama ketika menginjak masa tua.

Selanjutnya, hal yang tidak boleh kita lupakan adalah senantiasa berdoa, mengharap pertolongan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam mendidik anak-anak kita, janganlah kita sombong terhadap kemampuan yang kita miliki. Karena hidayah itu berada di tangan Allah dan hanya Allah Subhanahu Wata’alalah yang membolak balikkan hati hamba-hambaNya.*
Keshalihan dan amal baik orangtua memiliki dampak yang besar bagi keshalihan anak-anaknya, dan memberikan manfaat bagi mereka di dunia dan akhirat. Sebaliknya amal-amal jelek dan dosa-dosa besar yang dilakukan orangtua akan berpengaruh jelek terhadap pendidikan anak-anaknya.
Pengaruh-pengaruh tersebut diatas datang dengan berbagai bentuk. Diantaranya berupa keberkahan amal-amal shalih dan pahala yang Allah Subhanahu Wata’ala sediakan untuknya. Atau sebaliknya berupa kesialan amal-amal jelek dan kemurkaan Allah Subhanahu Wata’ala serta akibat jelek akan diterimanya.
Jika orangtua shalih dan gemar melaksanakan amalan baik maka akan mendapatkan ganjaran dan pahala yang dapat dirasakan anak. Ganjaran tersebut dapat berupa penjagaan, rizki yang luas, dan pembelaan dari murka Allah Subhanahu Wata’ala. Adapun amal jelek orangtua, akan berdampak jelek terhadap anak. Dampak tersebut dapat berupa musibah, penyakit, dan kesulitan-kesulitan lain.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya memperbanyak amal shaleh karena pengaruhnya akan terlihat pada anak. Bukti pengaruh ini dapat dilihat dari kisah nabi Khidhir yang menegakkan tembok dengan suka rela tanpa meminta upah, sehingga Musa menanyakan alasan mengapa ia tidak mau mengambil upah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman memberitakan perkataan nabi Khidhir,
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا (٨٢)
“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (QS. Al Kahfi: 82)
Dalam menafsirkan firman Allah Subhanahu Wata’ala, “dan kedua orangtuanya adalah orang shalih” Ibnu Katsir berkata: “Ayat diatas menjadi dalil bahwa keshalihan seseorang berpengaruh kepada anak cucunya di dunia dan akhirat, berkat ketaatan dan doa orang tuanya untuk anak-anaknya maka anak-anaknya terangkat derajatnya di akhirat agar kedua orangtuanya senang dan berbahagia sebagaimana yang yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an dan as sunnah.”
Allah Subhanahu Wata’ala telah memerintahkan kepada kedua orangtua yang khawatir terhadap masa depan anak–anaknya agar selalu bertakwa, beramal shalih, beramar ma’ruf nahi mungkar, dan berbagai macam amal ketaatan lainnya. Sehingga dengan amalan-amalan itu, Allah Subhanahu Wata’ala akan menjaga anak cucunya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٩)
“Dan hendaklah takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (An Nisa: 9)
Dari said bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas berkata: “Allah Subhanahu Wata’ala mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di bawahnya, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah Subhanahu Wata’ala yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS: Ath Thuur : 21)

Semoga kita bisa menjadi teladan yang baik,dengan perhiasan akhlak yang baik dan tabiat yang mulia, bagi anak-anak kita.

Amin

Kelemahan WANITA dan LELAKI

Wanita kelemahannya pada AURAT...!!!
Lelaki kelemahannya pada SYAHWAT...!!!

Maka bagi Wanita tidak boleh berkata;
Lelaki yang Salah karena mereka tidak mampu menjaga SYAHWAT sedangkan Wanita sendiri yang Lalai dalam menjaga AURAT...!!!

Wanita yang HEBAT adalah; Wanita yang tabah menjaga AURAT...!!!

Lelaki yang HEBAT adalah; Lelaki yang sabar menahan kehendak SYAHWAT...!!!

Wanita dan Lelaki yang HEBAT adalah; 
Sama² Teguh Memuliakan SYARI'AT...!!!

Aku.....si DUIT

Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.

Aku juga bisa merubah perilaku, bahkan sifat Manusia' karena manusia mengidolakan aku.

Banyak orang merubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuhnya, dan bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!

Aku tidak mengerti perbedaan orang shalih & bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin & terhormat atau terhina.

Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian karena aku.

Aku juga bukan orang ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara2 aku , anak dan orangtua berselisih gara2 aku.

Aku bukan Tuhan, tapi kerap kali hamba2 Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang..

Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku?

Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.

Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda.

Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tidak akan bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa2 anda, anda harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta lalu menerima penghakimanNYA.

Saat itu, Tuhan pasti akan hitung2an dengan anda...
APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN aku dengan baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN???

Ini informasi terakhirku:
Aku TIDAK ADA DI SURGA,
Jadi jangan cari aku disana.

BERHARGANYA 1 TARIKAN NAFAS

Pada saat akan meninggal dan dalam keadaan kritis, seorang Raja terkenal dari Macedonia yaitu Alexander the Great atau Iskandar Agung berkata pada para dokter yang merawatnya :
"Ambillah 1/2 dari kekayaanku, jika kamu dapat mengantarkan aku untuk menemui ibuku sebentar saja.."

Dokter menjawab :
"Jangankan separuh, bahkan seluruh kekayaan Baginda diberikan kepada hamba semuanya, hamba pun tidak akan mampu menambah 1 tarikan nafas"

Mendengar jawaban tersebut , air mata pun berlinang di pipi sang Raja, dia berkata:
"Seandainya aku tahu begitu berharganya 1 tarikan nafas, maka aku tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu hanya untuk mengejar kekuasaan.."

Kemudian sang Raja pun berpesan, agar nanti sewaktu diarak dalam peti mati menuju peristirahatannya yang terakhir, ia minta agar kedua tangannya dikeluarkan, agar setiap rakyatnya dapat melihat bahwa Alexander Agung yang hebat dan mampu menguasai wilayah terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia ini ternyata harus berpulang dengan tangan kosong.
Tidak memiliki apa-apa dan tidak membawa apa-apa.

Kelahiran & kematian adalah awal & akhir,
Tapi yang terpenting dari hidup ini adalah bagaimana kita mengisi kehidupan yang ada diantara ke duanya.

7 CARA AKUR DENGAN IBU MERTUA.

COPAS

Wanita memang paling susah akur dengan ibu mertuanya.Namun jika terus-terusan bermusuhan dengan ibu mertua,rumah tangga Anda juga bisa terancam.Jadi coba simak cara agar akur dengan ibu mertua seperti yang dilansir dari All Women Stalk berikut ini.

1. Dengarkan(atau pura-pura mendengarkan)
Ada banyak saran yang sering diucapkan ibu mertua.Sebagai menantu yang baik,dengarkan saja.Atau pura-pura dengarkan saran tersebut.Meskipun hampir semua saran sebenarnya sudah Anda ketahui,siapa tahu salah satunya bermanfaat!

2. Resep masakan
Untuk mencairkan suasana,cobalah untuk bertanya tentang resep masakan dari makanan favorit suami.Sepertinya pertanyaan ini sepele,tetapi ibu mertua pasti menghargai niat baik Anda dan berusaha membantu.Meskipun terkadang ibu mertua akan berpikir bahwa Anda tidak bisa memasak sehebat dirinya.

3. Album foto
Selain menanyakan resep masakan,album foto suami dimasa kecil adalah hal menarik lain yang bisa dibahas bersama ibu mertua.Melihat-lihat foto suami ketika masih bayi akan membuat Anda dan ibu mertua bisa tertawa bersama.

4. Meminta nasihat
Terkadang,Anda juga perlu meminta nasihat tentang beberapa hal pada ibu mertua.Sebab ibu mertua pasti lebih berpengalaman dalam urusan rumah tangga.Jadi jangan terlalu gengsi jika memang ada hal yang ingin Anda pelajari dari ibu mertua.

5. Jangan berlebihan
Meskipun berusaha melakukan pendekatan pada ibu mertua,jangan terlalu berlebihan dalam meminta bantuannya.Jika terlalu sering begitu,Anda akan dianggap sebagai ibu rumah tangga yang tidak baik.

6. Sikap suami
Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang ibu jika anaknya pergi menghilang setelah menikah dengan wanita lain.Jadi dorong suami Anda untuk tetap berhubungan baik dengan ibunya.Ibu mertua punakan menghargai Anda.

7. Menunggu
Meskipun sudah berusaha ramah,terkadang ibu mertua tak juga luluh hatinya.Jangan marah,beri ibu mertua waktu.Tunggu sampai ibu mertua akhirnya sadar bahwa Anda adalah menantu yang baik dan istri yang tepat untuk anaknya.

Itulah berbagai cara agar Anda bisa akur dengan ibu mertua.Selamat mencoba!

Shalat 40 rakaat setiap hari

Mungkin ini tidak ada dasarnya, melainkan sekedar untuk mendisiplinkan diri menjaga dan menjalankan shalat 40 rakaat setiap hari secara istiqomah

17 rakaat shalat wajib + 10 rakaat shalat rawatib = 27 rakaat 

tinggal sisanya 13 rakaat bisa kita alokasikan ke shalat Dhuha, Tahajud dsb ......



7 baik untuk anak dari orang tuanya

1.  Makanan yang halal dan baik
2.  Didikan dirumah yang baik
3.  Kasih sayang yang baik
4.  Tauladan orang tua yang baik
5.  Pendidikan di sekolah yang baik
6.  Lingkungan pergaulan yang baik
7.  Doa yang baik dari orang tuanya


Ayah...penghubung anak dengan Alquran








Setiap anak terlahir dalam keadaan suci.
Mereka bagaikan lembaran kertas putih yang masih bersih
Orang tuanyalah yang kelak bertanggung jawab akan "isi" lembaran kertas putih sang anak

Kenalkanlah anak kepada Alquran
Yang darinya dia akan kenal siapa Tuhannya....
dan siapa nabinya....

Ajarkanlah anak akan agamaNya
Yang darinya dia belajar ahlak kepada orang tuanya dan sesamanya
 

"Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR.Bukhari)


Carilah sekolah yang baik dan guru yang baik bagi mereka
yang akan mengenalkan meraka kepada Alquran, dan mengajarkan mereka akan agamaNya

kalau tidak bisa melakukannya sendiri

Renungan ulang tahun ke 40 ?



Masih kuat di ingatan kita , 
bagaimana indahnya masa kanak-kanak kita dulu, 

bagaimana kita menangis merengek-rengek meminta mainan atau jajan kepada orang tua 
atau kenakalan-kenakalan kita ketika di bangku SD dulu
semuanya indah sekali apabila dikenang

namun itu dulu
20 atau 30 tahun yang lalu
tanpa terasa usia kita kini sudah empat puluh
fisik yang sekarang , bisa jadi tidak lagi sesehat dulu
pikiran yang sekarang, bisa jadi tidak lagi sebening dulu
rambut yang sekarang, bisa jadi tidak lagi sehitam dulu

kini, dunia telah bergulir
kita yang dulu adalah anak-anak dari orang tua kita
sekarang kita adalah orang tua dari anak-anak kita
atau bahkan kakek/nenek dari cucu-cucu kita

orang tua kita barangkali akan atau telah meninggalkan kita selamanya
(secara hitungan manusiawi, yang lebih tua yang meninggal dulu,
namun bisa saja Tuhan berkehendak, yang muda yang meninggal dulu )

demikian juga kita suatu saat, akan meninggalkan anak-anak kita selamanya
dan mereka akan melanjutkan kehidupannya sepeninggal kita
sebagaimana kita dulu sepeninggal orang tua kita


"Usia umatku antara enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang melampauinya" (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

kalau usia kita kini rata-rata 60 - 70 tahun
itu berarti kita telah melewati dua pertiga usia kita
tinggal sepertiga masa lagi, kita akan kembali kepadaNya
karena siap tidak siap, suka tidak suka
bila tiba saatnya, tidak akan bisa kita menolaknya 
untuk kembali menghadapNya 

"Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku jalan untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang soleh yang engkau redhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (al-Ahqaf: 15)

 Syeikh Abdul Wahhab asy-Sya’rani dalam kitab “al-Bahr al-Maurûd” menyatakan,

“Kita memiliki keterikatan janji manakala umur kita telah mencapai 40 tahun, bahwa kita harus melipat alas tidur kecuali bila terkuasai (yakni, kantuk berat datang dan tak bisa dihindari), kita tidak boleh alpa dari keberadaan kita sebagai para musafir ke negeri akhirat di setiap detak nafas, sehingga kita tidak merasa memiliki kenyamanan sedikit pun di dunia. Kita harus melihat sedetik nafas dari umur kita setelah usia 40 tahun sebanding dengan 100 tahun dari umur sebelumnya. Begitulah. Pasca usia 40 tahun, tidak ada rehat bagi kita, tidak lagi berebutan atas suatu jabatan (kursi), tidak juga merasa senang dengan sedikit pun dari dunia. Semua itu karena sempitnya usia pasca 40 tahun. Tidaklah pantas orang yang berada di ujung kematian berlaku lalai, lupa, santai,dan bermain-main. ”

Mari kita taubat dari segala dosa dan kesalahan
kita persiapkan diri kita sebaik-baiknya di sepertiga masa yang tersisa
kita tingkatkan ibadah kepadaNya, ihlas hanya mengharapkan ridhoNya
kita tingkatkan amal kebaikan kepada sesama,bukan untuk berharap pujian mereka
kita lebih bersihkan hati kita dari sombong,iri,dengki,ujub,riya dsb

tidak lupa kita selalu panjatkan doa yang terbaik kepadaNya 
untuk anak cucu kita semuanya yang cepat atau lambat akan kita tinggalkan


Ya Rabbi
Anugerahkanlah kebaikan kepada anak cucu kami semua
kuatkanlah imannya.... 
Indahkanlah ahlaknya ....
bersihkanlah hatinya ... 
mudahkanlah hidupnya
 Jadikan mereka hamba-hambaMu yang baik
Berikanlah kepada mereka pasangan dan keturunan 
dari hamba-hambaMu yang baik
Serta tetapkanlah bagi kami dan mereka semua
akhir yang baik , kembali kepadaMu
dalam ridhoMu dan dalam cinta dan rindu kepada nabiMu
Muhammad SAW
Amin
 
============
Assalamualaikum Sahabat Ku
SEPENGGAL RENUNGAN PAGI
JIKA KELAK KITA MATI

Tak usah gusar dan bingung dengan jasadmu jika kamu mati,karena muslimin pasti akan menunaikan kewajiban mereka..
.
Melepaskan pakaian mu Memandikan mu, Mengkafani mu, Menyolatkan mu Dan mengantarkan mu ke rumah barumu yaitu kuburan mu..!!
.
Akan banyak orang datang ikut mengantarkan jenazahmu..
.
Bahkan mereka rela berkorban meninggalkan pekerjaannya demi untuk itu..
.
Tidak seorangpun sekarang yang berpikir menasihati mu..
.
Kunci rumah, kunci mobil, kunci motor..
.
Buku-buku, tas, sepatu, pakaian dan semua barang milikmu, hari ini kamu benar-benar lepas darinya..
.
Dan jika keluarga mu setuju bahkan mereka akan menyedekahkan itu semua demi kebaikan perjalanan mu yang baru..
.
Percayalah, dunia tidak akan bersedih karena kepergianmu..
.
Jual beli tetap berlangsung, toko-toko akan tetap buka, dunia tetap berputar..
.
Pekerjaanmu..??
Akan ada orang lain yang menggantikan nya..
.
Hartamu..??
Akan menjadi halal untuk ahli warismu.. Sedangkan kamu akan dihisab atas setiap rupiah yang kamu belanjakan..
.
Yang bersedih dengan kepergianmu 3 orang-orang yang mengenal mu sekedarnya..
.
Mereka akan berucap: kasihan ya, Teman dekatmu..!!
.
Mereka akan bersedih sesaat atau beberapa hari, kemudian setelah itu mereka akan kembali kepada senda gurau dan canda tawanya..
.
Yang sangat kehilangan adalah orang dirumahmu..!!
.
Keluargamu akan bersedih beberapa pekan atau beberapa bulan atau bahkan setahun..
.
Kemudian setelah itu mereka akan meletakkanmu dalam kotak memori mereka..!!
.
Begitulah,Selesai kisahmu diantara manusia..
.
Dan mulailah kamu menjalani episode yang baru..
.
Akhirat,telah lenyap darimu semangat, harta, kesehatan dan keluarga..
.
Dan kamu telah meninggalkan dunia, tempat tinggal suami dan/atau istri..
.
Dan mulailah sekarang kehidupan yang sesungguhnya..
.
Pertanyaannya : Apa yang kamu persiapkan untuk alam kuburmu..??
Negeri akhiratmu..??
.
Sungguh hakikat ini sangat perlu kita renungi..
.
Bersungguh-sungguh lah dalam Mengerjakan shalat wajib- Shalat sunnah- Sedekah diam-diam- Menyembunyikan amalan shalih- Shalat malam..
Semoga saya, anda dan kita dan semua orang2 muslim selamat dunia akhirat !!
Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin..