Bersedekah itu mudah dan banyak macamnya

Ada seorang sahabat, Dia punya “kebiasaan” yg menurut saya agak langka.
Kalo beli sesuatu dari pedagang kecil, dia tidak mau menawar, malah seringkali kalau ada uang kembalian, selalu diberikan pada pedagangnya.
Pernah suatu saat saya ikut naik mobilnya, mampir di SPBU.
Dia berkata kpd Petugas SPBU : Tolong diisi Rp 95rb saja.
Sang Petugas merasa heran, dan bertanya: “tidak sekalian Rp 100rb saja pak ?”
“Gak apa2, isi saja Rp 95rb”, balas Hasan.
Selesai diisi bensin, Hasan memberikan uang Rp 100rb. Sang petugas pun memberikan uang kembalian 5rb.
Hasan berkata: “Gak usah, ambil saja kembaliannya.”
Sang petugas SPBU seperti tidak percaya. Ia pun berucap: “wahh,, Terima kasih Pak.." Senyumnya mengembang senang.
Saya tertegun dengan perilaku Hasan dan juga petugas tersebut.
Di dalam perjalanan, saya bertanya : “Sering melakukan hal seperti itu ?”
Hasan menjawab: “saya kan tidak mungkin bisa mengikuti semua perintah Allah.. Jadi saya Lakukan hal-hal kecil yang bisa saya lakukan, yg penting konsisten.
Rasanya saya tidak akan jatuh miskin jika setiap mengisi bensin bersedekah 5ribu kepada mereka. Uang 5ribu itupun tdk akan membuat dia kaya tapi yang jelas sedikit membuat hatinya bahagia.
Saya tertegun,, rupanya ini yg sering para 'bijak' sampaikan,, bahwa :
Hiduplah tiap hari seperti matematika:
1. Mengalikan (x) kegembiraan,
2. Mengurangi (-) kesedihan,
3. Menambahkan (+) semangat,
4. Membagi (÷) kebahagiaan,dan
5. Menquadratkan kasih sayang antar sesama.
Ternyata,
Bahagia itu Dekat..
Senyum itu mendekatkan..

Mencari DUNIA itu tidak masalah,

Mencari DUNIA itu tidak masalah,
Yang masalah adalah menjadikannya TUJUAN AKHIR serta mengikatkan hati padanya sehingga lupa pada tujuan hidup yang sebenarnya

lmu dan amal memang dua hal yang berbeda,

lmu dan amal memang dua hal yang berbeda,
-hampir semua orang tahu manfaat olah raga bagi kesehatannya, tetapi tidak semua orang mau berolahraga...
-hampir semua orang tahu bahaya merokok bagi kesehatannya, 
tetapi tidak semua orang mau meninggalkan merokok.

Jangan mempercayai RAMALAN

Jangan mempercayai RAMALAN akan masa depan anda, 
sebab yang meramalpun tidak tahu nasibnya sendiri
cukup :
luruskan NIAT
maksimalkan IKHTIAR
khusyukkan DOA
perkuat TAWAKAL
muliakan ORANG TUA
perbanyak baca SHOLAWAT
lazimkan SEDEKAH

Anak dengan nilai rapor yang menakjubkan ,

Anak dengan nilai rapor yang menakjubkan ,
atau beragam piagam penghargaan,serta jajaran piala/medali kejuaraan
adalah INVESTASI DUNIA bagi orang tuanya
Anak yang shaleh & shalehah, 
adalah INVESTASI AKHIRAT bagi orang tuanya
Anak yang DURHAKA,
adalah BENCANA DUNIA AKHIRAT bagi orang tuanya

Sungguh heran

Sungguh heran..
Ada org yg sombong dan sangat berbangga diri dgn segala yg ada pada dirinya..
Padahal kemarin dia adlah air mani dan esok akan menjadi bangkai..
Sungguh heran..
Ada yg menutupi mobilnya krn takut lecet dan berdebu.
Tp membiarkan anak istrinya terbuka tanpa hijab..
Sungguh heran..
Ada yg pergi pagi pulang malam utk mengejar rizkinya..
Tp tdk pernah dtg ke 'rumah' Sang pemberi rizki utk berjamaah..
Sungguh heran..
Ada yg berjuang mati2an utk membangun rumah di dunia.
Tp ia lupa membangun rumah abadinya di akherat..
Sungguh heran..
Dia tau pasti jika dunia ini adlah jembatan menuju akherat..
Tp ia msh saja sibuk membangun istana di atas jembatan..???
Ketahuilah saudaraku..
Sungguh engkau pasti mati..
Setelah itu rumahmu bukan lg milikmu..
Hartamu menjadi milik ahlimu..
Istrimu akan dinikahi lelaki lain..
Dan mrk akan mulai melupakanmu..
Kemudian mrk masing2 sibuk dgn kehidupannya

Istikomah vs karomah

jika melihat ada orang kok begitu bisa menjaga keistiqomahan wiridnya, sampai bertahun-tahun, tapi tak melihat sama sekali pada orang itu akan kelebihan lahir, atau anugerah Allah dalam bentuk khorikul adat, di luar kebiasaan, sebagaimana karomah atau warid yang ada di berikan Allah pada orang itu, jangan sekali-kali menganggap remeh, sebab pemberian Allah bisa istiqomah dalam wirid itu juga adalah warid yang tertinggi. sebab 1000 karomah itu nilainya 1 istiqomah.

Ilmu yang bermanfaat

Ilmu yang bermanfaat itu Jika engkau menjadi miskin, maka hal itu akan menjadi kekayaan bagimu; jika engkau menjadi kaya (maka) hal itu akan memperindah dirimu. dan ilmu yang bermanfaat itu akan menjadikanmu berguna di manapun kamu berada, sebab ilmu yang bermanfaat itu tak terlepas dari tubuhmu, akan menyertaimu di dunai di belahan bumi manapun kamu berada, dan di akherat akan mengangkat derajadmu.

Tentang usia 40 tahun,

Ibnu Atthaillah seorang Sufi dan Ulama Besar pada memberi nasihat bijak :
“Jika usiamu telah menginjak 40 tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal saleh siang dan malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah semakin dekat. Ibadah yg kamu kerjakan saat ini tidak akan mampu menyamai ibadah seorang pemuda yg tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Andai saat ini kamu ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi. Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu . Perbaikilah masa lalumu dgn banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yg lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yg paling mudah. Bukankah Rasulullah saw bersabda : “Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.”
“Bacalah secara berkesinambungan doa’ dan dzikir apapa pun yang mudah bagimu.. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya.
Sedangkan menurut Imam Al- Ghazali:
“..usia 40 tahun adalah sebuah pertanda, sebuah isyarat. Seperti sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik untuk kehidupannya nanti..”
Tentang tafsiran dari perkataan Imam Ghazali ini, dimaknai, bahwa apa yang sudah menjadi kebiasaan pada usia 40 ini, akan sulit dirubah pada usia-usia sesudahnya. Misalnya, kebiasaan sholat lima waktu. Jika sampai usai 40 tahun untuk sholat wajib saja masih bolong-bolong atau bahkan tidak pernah, sangat besar hal itu akan menjadi kebiasan yang menetap hingga akhir hayatnya. Atau sebaliknya. Jika pada usia 40 tahun masih gemar melakukan kemaksiatan, mungkin berjudi, mencuri, berzina, maka akan sulit baginya untuk berhenti dari kebiasaan tersebut. Na’udzbillah

Suamiku bukan tipe orang yang romantis

Suamiku bukan tipe orang yg pandai merayu...
Suamiku bukan tipe orang yg romantis...
Tapi...
Suamiku rela kerja dari pagi sampe lewat tengah malam..demi anak dan istri
Yaaa...itulah rayuan maut nya suamiku
Rasa cinta dan sayang nya terucap lewat perbuatan nya...
Serta sikap dan ucapan nya yg santun...
Hmmmmm.....
Allhamdulillah...

DIALOG YANG MEMBUAT SESEORANG TIBA-TIBA JADI KAYA


Dengan langkah gontai, seorang laki-laki datang ke sebuah masjid. Ia ikut shalat berjama’ah Dzuhur siang itu. Satu per satu jama’ah pulang setelah berdzikir dan berdoa, tetapi tidak demikian dengan lelaki itu. Ia menunggu sang imam.
“Wahai Syaikh, bolehkah saya meminta wirid atau amalan yang membuat saya menjadi kaya? Saya ini miskin Syaikh, tidak punya apa-apa. Padahal saya sudah shalat. Sementara tetangga saya tidak shalat. Dia malah kaya raya,” katanya setelah mengucap salam pada ulama tersebut.
“Benarkah engkau miskin dan tidak punya apa-apa?” sang ulama balas bertanya.
“Benar Syaikh”
“Engkau punya dua buah mata. Bagaimana jika sebuah matamu ditukar ke rumah sakit sebelah masjid ini seharga 100 juta?”
Lelaki itu terkejut. Ia berpikir, kok jalan keluarnya seperti ini. Meski ingin kaya, ia tidak mau kehilangan anggota tubuhnya, sekecil apa pun. “Maaf Syaikh, mata saya jauh lebih mahal dari itu.”
“Kalau 500 juta?”
“Tidak Syaikh, mata ini tidak dijual”
“Bagaimana jika 1 milyar?”
“Tidak Syaikh”
“Bukankah hanya satu. Kamu masih punya satu mata lagi untuk melihat”
“Tidak Syaikh, saya tidak bisa membayangkan betapa menderitanya hidup saya jika saya tidak memiliki mata meski hanya sebelah.”
“Kalau begitu, bagaimana jika tanganmu saja. Satu buah tangan saja. Tangan kiri yang diamputasi, untuk disambungkan ke pasien rumah sakit tersebut. Dihargai 100 juta. Mau?”
“Tidak Syaikh”
“Kalau 500 juta?”
“Tidak Syaikh”
“1 milyar?”
“Tidak Syaikh. Bahkan 2 milyar pun saya tidak mau.”
“Kalau begitu, ini tawaran terakhir. Tidak akan mengganggu hidupmu. Manusia itu punya dua ginjal. Sebenarnya, dengan satu ginjal pun seseorang bisa hidup. Bagaimana jika ginjalmu saja yang dijual 100 juta?”
“Tidak Syaikh”
“Kalau 500 juta?”
“Tidak Syaikh”
“1 milyar?”
“Maaf Syaikh, saya tetap tidak mau. Saya tidak tahu apa yang terjadi jika saya kehilangan sebelah ginjal saya”
“Jika demikian halnya. Bukankah engkau ini sangat kaya, saudaraku. Jika sebelah matamu harganya lebih dari 1 milyar, jika satu tanganmu harganya lebih dari 1 milyar, jika sebelah ginjalmu harganya lebih dari 1 milyar, jika jantungmu, paru-parumu, kakimu, hidungmu, lidahmu, telingamu dan semuanya dinilai dengan uang, betapa kaya dirimu. Kekayaanmu lebih dari ratusan milyar. Dan Allah memberikan semua itu gratis. Andaikan Allah menyuruh kita membayar oksigennya, menyuruh kita menyewa penglihatan dan pendengaran, kita takkan sanggup membayar itu, berapapun uang kita. Allah Maha Rahman; Maha Pemurah dan pengasih, semua hambaNya dikasih, tak pilih kasih. Tapi kita sebagai hamba, jarang bersyukur, banyak melupakan nikmat-nikmatNya. Di surat Ar Rahman Allah mengingatkan kita dengan kalimat ‘fa bi ayyi ‘aalaa-I Rabbikumaa tukaddzibaan’ maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan. Ini diulang 31 kali dalam Surat Ar Rahman. Yang kalau kita tadabburi, Allah Maha Rahman, tetapi kita berulang kali mendustakan nikmatNya…”
Sampai di sini, tak terasa mata laki-laki itu telah basah. Ia baru menyadari betapa kaya dirinya. Ia baru saja menolak transaksi senilai 3 milyar, dari ratusan milyar bahkan trilyunan nilai dirinya. Dan itu adalah nikmat dari Allah yang selama ini ia lupakan.
“Coba kita lihat di rumah sakit sebelah. Orang yang sakit jantung, ia mau membayar berapapun untuk kesembuhannya. Orang yang stroke, ia tak bisa menikmati berapapun kekayaannya. Orang yang kena diabetes akut, ia tak bisa melakukan apa-apa secantik apapun istrinya. Kita ini jauh lebih beruntung daripada mereka. Apalagi mereka yang sakit sekaligus tidak beriman. Sengsara dunia akhirat. Kita punya iman, itu adalah kunci keberuntungan. Kita dikarunuai kesehatan, ini adalah modal besar untuk mendapatkan kekayaan”
Pundak laki-laki itu berguncang, tangisnya semakin menjadi. “Terima kasih Syaikh, kini saya menyadari nikmat-nikmat Allah, dan saya merasa betapa kayanya diri saya”
“Alhamdulillah… selanjutnya, dengan landasan syukur itu, tingkatkanlah ibadah dan ikhtiarmu. Perbanyaklah shalat tahajud, mintalah pada Allah di sepertiga malam terakhir. Adukan semua masalahmu. Jika surga saja diberikan oleh Allah, tentu sangat mudah bagiNya memberikan apapun di dunia ini. Rutinkan shalat dhuha. Dan bersedekahlah. Tentu, rezeki tidak datang seperti hujan uang dari langit. Berusahalah, bisa dimulai dari yang kecil asal engkau lakukan dengan sungguh-sungguh, yang penting halal. Jangan malu jika mulai dari berdagang kecil-kecilan. Hasilnya, manfaatkan sebagian untuk makan, sebagian untuk tambahan modal dan sebagian untuk sedekah.”
Jika tadi lelaki tersebut masuk masjid dengan langkah gontai, kini ia keluar dari masjid dengan langkah tegap. Hatinya dipenuhi dengan syukur, harapan baru, dan semangat baru. Sebab ia sadar, ia adalah orang kaya. Kaya dengan karunia dariNya. [Muchlisin BK/kisahikmah.com]

Bukan mencari suami, tetapi mencari penikmat tubuhnya belaka

Wanita yang mencari suami dengan daya pikat auratnya,
berbakat untuk diselingkuhi karena sejatinya dia tidak sedang mencari suami dan bapak dari calon anak-anaknya, melainkan sedang mencari penikmat tubuhnya belaka


Tugas kita ini hanya menyampaikan dengan baik

Tugas kita ini hanya menyampaikan dengan baik apa yang menurut kita baik untuk orang lain,
diiringi doa semoga dibarengi dengan hidayahNya kepada kita semua
bukan memaksa mereka menuruti apa yang kita sampaikan

Ibarat seorang dokter dengan pasiennya,semuanya terserah pada sang pasien
apakah mau menjalankan atau  meninggalkan apa yang dianjurkan oleh sang dokter

Cara kita berbakti kepada orang tua yang ironi:


Begitu kita hidup susah, 
maka dilantiklah orangtua menjadi pembantu di rumah kita.
Begitu kita sibuk bekerja,
maka dilantiklah orangtua menjadi babysitter di rumah kita.
Begitu kita sibuk bepergian,
maka dilantiklah orangtua menjadi satpam di rumah kita.
Memang, kita tidak pernah menyebutnya begitu,
tapi begitulah pekerjaaan mereka sehari-hari.
Manakala orangtua meninggal, barulah kita tersadar. Kita pun berubah membaik. Mestinya dibalik. Kita berubah membaik dulu, sebelum orangtua meninggal.

SEDERHANA ITU INDAH,

- dengan sederhana, kita lebih mensyukuri apa yang ada

- dengan sederhana, kita lebih bahagia dengan apa yang ada
tanpa harus terobsesi dengan yang masih belum dimiliki

- dengan sederhana, kita tidak mudah terlena dengan gemerlap dunia

### sederhana itu pilihan, bukan keterpakasaan####

Obat MALAS

Obat menghilangkan malas itu adalah LAWAN terus menerus 
rasa malas itu sampai dia merasa MALAS untuk tinggal dalam diri kita
kalau tidak mau melawannya dengan berbagai alasannya
(SULIT, REPOT, BERAT dsb )
yang semuanya ekspresi dari malas itu sendiri 
maka damaikan hati untuk mengijinkan rasa MALAS itu
terus bersemayam dalam dada ....
dan kemudian asahlah kemampuan untuk mencari-cari alasan
untuk "menutupi" kemalasan diri sendiri
sebagaimana yang biasa dilakukan oleh mereka yang malas
karena "kelebihan" pemalas biasanya adalah pandai mencari alasan

LAKUKAN APAPUN KEBAIKAN YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN DALAM HIDUP INI

Apakah kalau kita membuang sampah pada tempatnya , membuat dunia menjadi BERSIH? .....
setidaknya kita sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam hidup ini
LAKUKAN APAPUN KEBAIKAN 
YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN DALAM HIDUP INI
WALAUPUN ITU TIDAK (BISA) MERUBAH DUNIA

JANGAN EGOIS, itulah juga yang diajarkan agama

- Yang berkecukupan, berbagilah dengan yang berkekurangan 
melalui ZAKAT & SEDEKAH
- Yang tahu, berbagilah dengan yang belum tahu 
melalui PEMBELAJARAN
- Yang ingin masuk surga, ajaklah juga yang lain
melalui DAKWAH
ANAK, 
sejatinya adalah calon penduduk bumi,
pengganti penduduk bumi sebelumnya
tugas orang tuanyalah untuk mempersiapkan 
mereka lahir dan batin sebaik-baiknya 
agar insya Allah mereka kelak menjadi penduduk bumi
yang welas asih kepada sesamanya
yang baik lahir dan batin sesuai tuntunanNya

dari sanalah kemudian sang orang tua mendapatkan ganjarannya
baik tidaknya sang anak,menentukan baik tidaknya ganjaran orang tua

sering kan di dengar dr penceramah, kalau amal yg sampai pd si mayit itu 3 perkara, amal jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh,
doa anak sholeh, atau amaliyah anak sholeh, itu anak gak perlu kirim apa apa ke orang tua, asal jadi anak yang sholeh saja, maka orang tua dengan sendirinya akan terkirimi, karena darah orang tua mengalir ke anak, juga darah daging anak adalah dari makanan yang di berikan oleh orang tua, jadi dg sendirinya anak itu menjadi anak yang sholeh, maka orang tua yang meninggal akan mendapatkan kiriman amal setiap anak itu melakukan kebaikan.
sebagaimana orang tua yang hidup di dunia bersama anaknya, anak makan enak, orang tua ikut makan enak, anak punya lampu, dan rajin bayar PLN dan listrik selalu nyala maka orang tua juga ikut menikmati cahaya lampu. jadi bukan kirim doa kepada orang tua itu yang penting tapi menjadi anak sholeh itulah yang penting, kalau anak sering memberi uang ke orang tua, tapi uang hasil nipu, korupsi, rentenir, itu tak beda memberi makan bangkai kepada orang tua, atau listrik PLN gak bayar lalu listrik di cabut PLN , rumah jadi gelap, dan orang tua ikut juga merasa gelap, jd garis besarnya bukan kirim doa ke orang tua itu yang penting, tapi asal kita menjadi orang baik, sholeh taat beragama, gak usah kirim juga orang tua yang meninggal akan dengan sendirinya mendapatkan kiriman.
sebagaimana orang yang membangun masjid, gak usah yang sholat di masjid itu kirim doa kepada si pembangun masjid, maka ketika masjid itu di pakai ibadah, dengan sendirinya yang bangun masjid itu akan mendapatkan kiriman.
juga orang yang memberikan ilmu, asal orang yang menerima ilmu itu mengamalkan ilmu yang di berikan maka dengan sendirinya yang memberikan ilmu itu dapat pahala, tanpa harus penerima ilmu mengirimkan doa kepada si pemberi ilmu.

Agama dan peraturan LANTAS

 Arti Agama (Sanskerta, a = tidak; gama = kacau) artinya tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.,

coba kita analogikan ke peraturan LALU LINTAS saja, akan banyak sekali aturan, mau belok kiri atau kanan saja harus beri lampu SIGN dulu, tidak bisa putar balik seenaknya, berhenti harus di belakang garis, harus menunggu lampu hijau sebelum melaju dsb.....

Semua aturan lalu lintas tsb bertujuan agar JALANAN menjadi TERATUR.....bagaimana kalau misalkan semua orang di jalanan bisa berkendara sekehendak hatinya, pasti kacau balau....

pertanyaannya, apakah aturan2 lalulintas tsb hanya MEMBERATKAN saja bagi pengendara, atau justru DIBUTUH kan?

Kekurangan sebuah rumah indah & mewah


Suatu ketika seorang hartawan membangun rumah idamannya
semua tenaga yang terbaik dibidangnya dia datangkan 
untuk mewujudkan impiannya
sampai akhirnya terwujudlah sebuah rumah indah dan mewah
dia pun memanggil semua orang untuk melihat rumah barunya
dan mengajukan pertanyaan kepada mereka
apa yang masih menjadi kekurangan rumahnya itu.....
tak seorang pun bisa menjawabnya
yang ada hanya decak kagum akan keindahan dan kemewahan rumahnya
sampai ada satu orang yang dengan percaya diri
mejawab " Aku tahu kekurangan rumahmu ini"
" Apakah itu?" tanya sang pemilik rumah
" Rumahmu ini indah dan mewah memang, tapi sayang tidak bisa kau bawa mati"

TAWADHU yang sebenarnya

TAWADHU' , menurut saya bukan merasa LEBIH tetapi dikemas dengan kata-kata MERENDAH, karena itu masih merupakan bentuk kesombongan yang tersembunyi belaka,tetapi benar-benar merasa bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa seperti hakekat semua mahluk yang memang bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa , semua adalah dari dan milikNya

::::::SYURGA NERAKA SANG ANAK::::::


Orang tua membesarkan anaknya dari lahir ia disayang,dimanja...disekolahkan
harapan orang tua ternyata hanya mengharap suatu saat anaknya mampu hidup lebih baik darinya , pernahkah kita sebagai anak terpikirkan kesana...?
Saat anak dewasa orang tua masih berusaha bekerja keras demi mencari nafkah yg halal untuk keluarganya...
Sang anak tak smua berakhlak sama dengan orang tuanya...
Ketika sang anak mulai bekerja/berpendapatan gajih/upah ,,apakah kalian ikhlas memberi sebagian nafkah kalian pada orang tuamu yg meberimu makan,menyekolahkan,bahkan senantiasa memanjakanmu sewaktu kecil sampai sekarang.
Terkadang seorang anak akan melakukan perhitungan atas apa yg diberikan pada orang tuanya...namun sadarkah engkau wahai Anak..saat itu hati kedua orang tuamu merasa dikhianati olehmu,,,hancurlebur perasaanya meski orang tua tak menunjukan kekecewaan itu,namun malaikat/bahkan tuhan sekalipun takan meridhoimu masuk Syurganya.
:KASIH ORANG TUA SEPANJANG MASA,,,,,KASIH SEORANG ANAK HANYA SEMENTARA PADA ORANG TUANYA:
hal seperti itu jangan sampai terjadi ...bantulah selagi mereka hidup...
bakti mu padanya akan jadi penentu keridhoanya...
Semua amal shodqoh/ibadahmu akan sia" jika kmu jadi anak durhaka.....Astaghfirulloh

Bumerang KEBAIKAN , dan bumerang KETIDAK BAIKAN

Kebaikan dan ketidak baikan
keduanya ibarat BUMERANG
yang akan kembali kepada pelemparnya
dalam bentuk dan waktu yang diaturNya



Dialog GUS DUR dan SANTRI

Santri     : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!"
Gus Dur : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan Nabi Adam, kenapa Kang."

Santri     : "Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?"

Gus Dur : "Ya tidak tahulah, saya kan juga belum pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."

Santri   : "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"

Gus Dur : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya bisa menjadikan Nabi Adam abadi."

Santri     : "Anti-aging gitu, Gus?"

Gus Dur : "Iya. Pokoknya kekal."

Santri     : "Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang, iblis kok dipercaya."

Gus Dur : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."

Santri     : "Maksudnya senior apa, Gus?"

Gusdur   : "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa."

Santri      : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?"

Gus Dur  : "Iblis itu dulunya juga penghuni surga, terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam."

Santri     : "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah. Gara – garanya, aku jadi miskin kayak gini."

Gus Dur : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir… eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi."

Santri      : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?"

Gus Dur  : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).

Santri      : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?"

Gus Dur : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi."

Santri      : "Aneh."

Gus Dur  : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"

Santri      : "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan."

Gus Dur : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat."

Santri     : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Gus?"

Gus Dur : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak."

Santri     : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak, Gus?"

Gus Dur : "Dua-duanya."

Santri     : "Kok dua-duanya?"

Gus Dur : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan."

Santri     : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Gus."

Gus Dur : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong. Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat."
Santri      : "Ooh…"

fakta-ilmiah-dibalik-waktu-shalat

Shalat adalah suatu kewajiban dari Allah atas setiap orang mukmin. Dimana Allah memerintahkannya dalam sejumlah firman-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an. Firman Allah :

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” 

Dalam ayat lain Allah berfirman, “Peliharalah segala shalat dan (peliharalah) shalat wustha.” 

Rasulullah menjadikan shalat sebagai tiang kedua dari tiang-tiang bangunan Islam yang lima, seraya berkata,

“Islam didirikan di atas lima tiang, yaitu: bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi selain Allah dan sesengguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah serta berpuasa dibulan Ramadhan.” 

Shalat fardhu ada lima: zhuhur, ashar, maghrib, ‘isya, dan subuh. Sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut ini:

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Telah difardhukan atas Nabi pada malam Isra’ shalat sebanyak lima puluh (waktu), kemudian dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian, Beliau di seru: “Ya, Muhammad, sesungguhnya ketetapan disisi-KU tidak bisa diubah. Dan untukmu shalat lima (waktu) ini sama dengan lima puluh (waktu).” 

Dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa ada seorang Arab Badwi datang kepada Rasulullah dengan rambut yang tidak tersisir seraya berkata, Ya, Rasulullah beritahukan kepadaku shalat yang Allah fardhukan kepadaku!” jawab Beliau: “Shalat yang lima (waktu) kecuali kalau engkau mau shalat tathawwu (shalat sunnah).” 

Dibalik wajibnya melaksanakan Shalat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5 waktu itu terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli di bidangnya mengenai masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada rahasia dibalik peralihan/perpindahan waktu sholat.

Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan praktisi fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain karena ada istilah suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya.

WAKTU SUBUH

Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.

WAKTU ZUHUR

Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.

WAKTU ASHAR

Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

WAKTU MAGHRIB

Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita.

WAKTU ISYA

Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.

Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak)kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus(struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam(tahajud).

Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan warna alam. Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya.

Inilah hakikat mengapa Allah SWT yang memiliki sifat Pengasih dan Penyayang mewajibkan shalat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat.

Semoga informasi ini dapat menambah semangat kita untuk melaksanakan shalat tepat pada waktunya , dan bersegera ke mesjid bagi laki-laki.

Sumber : https://syamaidzar.wordpress.com/201...alat/#more-422

5 FASE KEHIDUPAN MANUSIA MENURUT ISLAM


Dalam fase kehidupan manusia, telah dan akan melewati beberapa alam kehidupan kemudian di dalam alam terakhirlah yang dianggap sebagai kehidupan alam yang abadi (kekal). Menurut syariat Islam, alam tersebut di antaranya adalah:
1. Alam Ruh.
Alam Ruh adalah alam di mana sebelum jasad manusia diciptakan.
2. Alam Rahim.
Alam Rahim adalah alam kandungan ibu tempat di mana penciptaan jasad manusia dan penentuan kadar nasib kita di dunia seperti hidup, rezeki, jodoh dan kapan dimana kita akan meninggal.
3. Alam Dunia.
Alam Dunia adalah alam tempat ujian bagi manusia, siapakah di antara mereka yang akan paling baik amalannya.
4. Alam Kubur.
Alam Kubur adalah alam tempat penantian untuk menanti hari kiamat, di alam ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur.
5. Alam Akhirat.
Alam Akhirat, alam tempat pembalasan amal-amal seluruh makhluk-Nya, di alam ini Allah menentukan keputusan dua tempat untuk manusia, apakah ia akan menghuni surga atau menghuni neraka.
LIKE/SHARE agar kebaikan terus menyebar & pahala kita dapatkan

5 Manfaat Berbakti Kepada Orangtua


Saudaraku, dewasa ini banyak orang yang mengabaikan orangtuanya, jangankan mengurus orangtua ketika sakit, menyisihkan uang gaji untuk orangtua pun terkadang amat sulit dilakukan.
Padahal, berbakti pada orangtua merupakan salah satu amalan utama dalam ajaran Islam. Berikut ini beberapa keutamaan berbakti pada orangtua:
1. Diluaskan Rezeki dan dipanjangkan Umur
Sebagaimana dalam hadits yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Barangsiapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umur maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi� [Hadits Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693]
Kita sering menganggap silaturahmi berarti mengunjungi saudara, sahabat, dan teman, padahal dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada kedua orang tua sebelum kepada yang lain.
Dengan dekat kepada orangtua in syaa Allah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi bahwa dengan silaturahmi akan diakhirkan ajal dan umur seseorang, walaupun masih terdapat perbedaan di kalangan para ulama tentang masalah ini, namun pendapat yang lebih kuat berdasarkan nash dan zhahir hadits ini bahwa umur memang benar-benar akan dipanjangkan.
2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Hidup
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul menggunakan amal shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Umar.
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua.
Sebagian mereka berkata pada yg lain, ‘Ingatlah amal terbaik yg pernah kamu lakukan’. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut.
Salah satu di antara mereka berkata, “Ya Allah, sesungguh aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yg masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain.
Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi kedua namun kedua masih tertidur pulas.
Anak-anakku merengek-rengek? menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai kedua bangun.
Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah kedua minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandai peruntukan ini ialah peruntukan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. “Maka batu yg menutupi pintu gua itupun bergeser� [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A’mal]
Ini menunjukkan bahwa amalan berbakti pada kedua orang tua yang pernah kita lakukan, apalagi yang bersifat rutin, dapat digunakan untuk bertawassul pada Allah ketika kita mengalami kesulitan, In syaa Allah kesulitan tersebut akan hilang.
3. Ridho Allah Tergantung Keridhoaan Orang Tua
Ingin memastikan keridhoan Allah? Mintalah keridhoan orangtua!
“Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua� [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-)?, Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]
Lalu, darimana kita mengetahui apakah orangtua ridho atau tidak pada diri kita? Tentu saja kita bisa bertanya pada keduanya, atau meminta keridhoan pada keduanya. Terutama untuk para suami, kedudukan orangtua (ibu) adalah lebih tinggi daripada istri, akan tetapi untuk para istri, kedudukan suami lebih tinggi daripada kedudukan orangtua.
4. Surga Di Depan Mata
Allah telah menyiapkan surga untuk anak yang mau berbakti pada orangtua, sekalipun orangtuanya menzoliminya:
“Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya.� Maka ada seorang bertanya, “Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?� Jawab Rasulullah, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.�? (HR. Bukhari).
5. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua adalah Amalan Paling Utama
Mengaku ingin berjihad di jalan Allah? Utamakanlah berbakti pada kedua orangtua terlebih dulu, karena kedudukan berbakti pada orangtua justru lebih tinggi dari berjihad di jalan-Nya!
"Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah" [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]

Gambaran SAH dan NILAI puasa

Menurut saya, gambaran SAH & NILAI puasa 
kurang lebih seperti sebuah perusahaan, yang jam masuknya mulai jam 08.00 pulang jam 16.00
ketika seorang pekerjanya MASUK kerja jam 08.00 dan pulang kerja jam 16.00 , maka dia sudah "SAH" dianggap bekerja dihari tsb
sedangkan sejauh mana pekerja tsb mengisi jam kerjanya , apakah dengan santai-santai saja sekedar menghabiskan waktu kerja, atau dengan bekerja seproduktif mungkin , itulah kurang lebih gambaran NILAI puasa

Lillah ( untuk Allah SWT) Billah ( "dengan" Allah SWT)

Lillah ( untuk Allah SWT)
Billah ( "dengan" Allah SWT) 

Segala yang kita kerjakan, apapun itu selama tidak bertentangan dengan syariat, 
maka harus diniatkan LILLAH...( untuk Allah SWT ) 
dan BILLAH ( kesadaran bahwa kita bisa menjalankannya hanya dengan pertolonganNya), 
maka apabila LILLAH BILLAH diterapkan akan sesuai dengan ayat :

" Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah"

- kuliah wahidiyah -

:: ANAKMU MENGENALKAN SIAPA DIRIMU ::

:: ANAKMU MENGENALKAN SIAPA DIRIMU ::
1. Jika anakmu BERBOHONG, itu karena engkau MENGHUKUMNYA terlalu BERAT.
2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI, itu karena engkau TIDAK MEMBERI dia SEMANGAT
3. Jika anakmu KURANG BERBICARA, itu karena engkau TIDAK MENGAJAKNYA BERBICARA
4. Jika anakmu MENCURI, itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI.
5. Jika anakmu PENGECUT, itu karena engkau selalu MEMBELANYA.
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA TERLALU KERAS KEPADANYA.
7. Jika anakmu MARAH,itu karena engkau KURANG MEMUJINYA.
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI DENGANNYA.
9. Jika anakmu MENGASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAPNYA.
10. Jika anakmu LEMAH, itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA.
11. Jika anakmu CEMBURU, itu karena engkau MENELANTARKANNYA.
12. Jika anakmu MENGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM & MEMELUKNYA
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU, itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK padanya.
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK.

Kekurangan sebuah rumah MEWAH

Suatu ketika seorang hartawan membangun rumah idamannya
semua tenaga yang ahli dibidangnya dia datangkan untuk mewujudkan impiannya
sampai akhirnya terwujudlah sebuah rumah indah dan mewah
dia pun memanggil semua orang untuk melihat rumah barunya
dan bertanya apa yang  masih menjadi kekurangan rumahnya itu.....
tak seorang pun bisa menjawabnya
yang ada hanya decak kagum akan keindahan dan kemewahan rumahnya
sampai ada satu orang yang dengan percaya diri
mejawab " Aku tahu kekurangan rumahmu ini"
" Apakah itu?" tanya sang pemilik rumah
" Rumahmu ini indah dan mewah memang, tapi sayang tidak bisa kau bawa mati"